Lorong Gelap

Seorang lelaki berjalan menyusuri gugusan pertokoan di tepi jalan. Tampaknya ia berusia sekitar 25 tahun bila diperhatikan dari kulit wajahnya yang mulai kasar, dan jejak kumis yang dicukur seadanya. Ia tiba dari daerah yang jauh dan tampaknya ia tak berhenti, meski hanya untuk mandi atau membersihkan wajahnya. Rambut hitamnya tampak kusam oleh bubuk dan sinar matahari, dan keringat membasahi kaos biru yang membalut tubuhnya yang kurus. Matahari tak terlalu panas hari itu, meski langit tampak begitu jernih. Tak dapat ku bayangkan alasan ia hanya mengenakan baju kaos dalam perjalanan yang cukup jauh. Lelaki itu terlalu sederhana bahkan lebih ibarat seorang gembel yang kebingungan mencari daerah berteduh dengan rasa cemas biar tak di usir oleh orang-orang yang memandangnya dengan tatapan risih bahkan tak jarang penuh benci.

Ia semakin mendekat, namun satu hal yang sangat menarik perhatianku ialah sorot matanya. Ia memancarkan keteguhan dan kesungguhan dan ketenangan yang membingungkan jikalau kamu menatapnya. Tatapan yang hirau taacuh seolah menembus jiwamu bagai sebilah bendo besar merobek daging, dan mengguncang batin yang gelap dipenuhi kesuraman. Lelaki itu, dengan kepala tegak tanpa senyuman ataupun lisan lainnya, kemudian duduk di sebuah dingklik kayu di hadapanku.

<
... baca selengkapnya di Lorong Gelap Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1